Penulisan buku ini terinspirasi ketika ibu kami yang mana Allah berikan taufik dan hidayah kepadanya sehingga rajin mengikuti pengajian, bahkan kursus Bahasa Arab bagi pemula meskipun sudah di usia tua. Semangatnya beliau belajar Bahasa Arab menjadikan beliau sering berdiskusi kepada kami tentang tugas-tugas Bahasa Arabnya.
Salah satu kendalanya ketika mempelajari Bahasa
Arab adalah Implementasi (mempraktekkan) Bahasa Arab yang dipelajari dalam
kehidupannya. Beliau tidak memiliki lingkungan yang mendukung untuk
berkomunikasi menerapkan Bahasa Arab yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
Bahasa Arab yang dipelajari hanya digunakan saat kursus selama satu jam sepekan
sekali. Padahal bahasa itu adalah pembiasaan. Pembiasaan pun membutuhkan
lingkungan bahasa. Jika kita tidak membiasakan (mengimplementasikan) bahasa maka
akan sulit bagi kita menguasai bahasa apapun.
Dari kejadian inilah kami mengevaluasi pembelajaran
Bahasa Arab yang selama ini kami ajarkan di Sekolah, Kampus, Lembaga Formal dan
Non Formal serta Privat. Dimana para peserta didik yang belajar Bahasa Arab
selama 1-3 tahun atau bahkan lebih (pekanan atau di pelajaran kelas) namun
tidak memiliki lingkungan Bahasa Arab yang baik seperti pesantren yang
sehari-harinya aktif berbahasa arab, maka mereka pun sulit untuk menguasai dan
mahir berbahasa Arab Aktif karena kurangnya mempraktekkan Bahasa Arab.
Di awal-awal kami belajar Bahasa Arab pada tahun
pertama, pembelajaran Bahasa Arab dimulai dengan mempelajari kosakata-kosakata
dan kalimat-kalimat Bahasa Arab berkaitan dengan kehidupan sehari-sehari. Agar
Bahasa Arab yang dipelajari saat itu langsung dapat diimplementasikan
(dipraktekkan) dalam kehidupan sehari, karena bahasa adalah pembiasaan. Setelah
itu di tahun berikutnya, kami mempelajari Bahasa Arab Nahwu dan Sharaf lalu Fiqih,
Tauhid, Balagah, Hadits, Tafsir dan sebagainya. Dan Alhamdulillah kami
dimudahkan Allah untuk menguasai Bahasa Arab setelah kurang lebih belajar
selama 6-7 tahun di lingkungan yang berbahasa Arab aktif selama 24 jam.
Hal inilah yang tidak terjadi pada peserta
didik yang tidak memiliki lingkungan Bahasa Arab. Mereka mempelajari dan
menghafal Bahasa Arab sehari-hari namun tidak mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari dikarenakan tidak adanya lingkungan yang mendukung. Hingga pada
akhirnya Bahasa Arab yang mereka pelajari hanya digunakan di kelas saat
pembelajaran berlangsung. Begitu seterusnya hingga waktu berlalu, hari demi
hari, pekan demi pekan, bulan demi bulan, tahun demi tahun terlewati namun pada
akhirnya mereka belum menguasai Bahasa Arab karena kurangnya implementasi.
Di sisi lain dahulu kami juga teringat, bahwa
motivasi mempelajari Bahasa Arab adalah untuk mengetahui makna (terjemah)
Al-Qur’an ketika membaca Al-Qur’an atau mendengar bacaan Al-Qur’an saat sholat
dan mendengar Murattal. Dan kami kira banyak juga orang yang belajar Bahasa Arab
dengan motivasi tersebut.
Untuk bisa menterjemah Al-Qur’an memerlukan
usaha belajar Bahasa Arab yang gigih dan dalam waktu yang tidak sebentar. Bagi
pemula yang belajar Bahasa Arab jalan yang dilalui untuk menuju kesana tidaklah
mudah dan cukup Panjang, sebab kosakata Bahasa Arab sehari-hari berbeda dengan
kosakata-kosakata Bahasa Arab Al-Qur’an.
Maka kami pun berinisiatif dan berinovasi untuk
mencoba mengubah pembelajaran Bahasa Arab untuk orang-orang yang tidak memiliki
lingkungan Bahasa Arab, agar berfokus langsung pada Pembelajaran Bahasa Arab
berpusat pada kemampuan menterjemah Al-Quran Juz 30 (Bahasa Arab ke Bahasa
Indonesia) tanpa harus mendalami pembelajaran Bahasa Arab dari awal secara
mendalam dan dalam jangka waktu yang lama.
Setidaknya ada dua alasan yang mendukung kami agar
berfokus pada pembelajaran Bahasa Arab menterjemah Al-Qur’an Juz 30:
1. Implementasi (Praktek) pembelajaran Bahasa Arab
menterjemah Al-Quran Juz 30 lebih sering terjadi bagi peserta didik di dalam
kehidupan sehari-hari dikarenakan Juz 30 adalah Juz yang sering dibaca dan
didengarkan setiap harinya bahkan sampai seorang muslim meninggal. Dimana implementasi
pembiasaan tersebut terjadi setiap hari sehingga lebih mudah baginya untuk
menguasai Bahasa Arab Al-Qur’an Juz 30.
2. Banyak dari peserta didik yang akan melanjutkan
Pendidikan atau Berkerja bukan di bidang agama dan tidak membutuhkan Bahasa
Arab dalam kehidupan sehari-harinya. Sedangkan memahami Al-Qur’an dan
mengamalkan isi adalah kewajiban seorang Muslim.
Maka dengan izin Allah dan pertolongan-Nya,
kami telah menyelesaikan Buku Paham Terjemah Al-Qur’an Metode Mukhtashar dan telah
diujicobakan serta dievaluasi di pendidikan formal dan non formal yang kami
ajarkan. Dan Alhamdulillah kurang dari setahun diujicobakan ada beberapa
peserta didik kami yang bisa menterjemahkan Al-Qur’an Juz 30, ketika
mendengarkan ayat Al-Qur’an Juz 30 atau ketika melihat (membaca) Al-Qur’an Juz
30.
0 Komentar